Senin, 16 Mei 2011

Guru non Profesional sebagai Penyedia Suplemen Belajar


Topik: Dinamika mengajar pada pengajar yang bukan profesional
Judul: “Guru non Profesional sebagai Penyedia Suplemen Belajar”



I. PERENCANAAN 


Pendahuluan
Kami membahas topik ini karena kami tertarik untuk mengulas kinerja guru nonprofesional yang mulai memperlihatkan peningkatan cukup signifikan. Sehingga anggapan bahwa pengajar tanpa ijazah kurang mampu dalam mengajar sudah mulai lenyap. Faktanya para pengajar nonprofesional ini banyak di pekerjakan untuk membimbing para peserta didik yang ingin mendapat bimbingan lebih intensif dibandingkan di sekolah.
 Walaupun materi yang diajarkan di sekolah dengan di les tambahan cenderung sama. Namun para peserta didik yang menjalani les tambahan dengan yang tidak, kemungkinan akan mengalami perbedaan dalam mengatur dan memanfaatkan ilmu yang didapatkannya. Di les tambahan metode yang digunakan biasanya akan lebih efektif untuk memberikan penjelasan hingga si murid benar – benar paham.
     Les privat ataupun layanan diskusi yang diberikan oleh bimbingan belajar, terbukti sangat membantu para siswa untuk mengatur informasi yang didapatnya serta mengerti pelajaran yang dirasanya sulit dimengerti, hal ini karena metode diskusi terasa lebih intensif dan perhatian pengajar akan tertuju pada satu atau beberapa orang yang hanya dalam jumlah sedikit. Hal seperti ini sulit ditemukan di sekolah, karena biasanya para guru akan memiliki banyak sekali tugas setelah mereka keluar kelas.
       Apalagi les tambahan tersebut biasanya didukung dengan fasilitas yang lebih daripada fasilitas sekolah berstandart non-internasional. Keadaan kelas yang lebih friendly dan nyaman akan membantu para siswa untuk mengulang kembali pelajaran yang telah didapatkannya di sekolah.

Landasan teori
            Dalam pembahasan tugas proyek ini kami menggunakan teori konstruktivisme oleh John Dewey dan James William, teori memory (encoded, penyimpanan, dan pengambilan informasi) sebagai landasan teori kami mengulas tema yang akan kami angkat.
      Konstruktivisme adalah Pendekatan pembelajaran yang menekan agar individu secara aktif membangun pemahaman dan pengetahuan. Metode konstruktivisme ini tidak akan memaksa anak hanya sekedar menghapal informasi yang diberikan, tetapi juga membangun pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran. Hal ini berkaitan dengan permasalahan yang kami ulas, yaitu peran guru nonprofesional sebagai penyedia suplemen belajar. Dalam hal ini bukan berarti kinerja sekolah dan guru profesional kurang baik. Hanya saja, para murid tetap memerlukan pembimbing di luar kelas untuk memandunya memahami pelajaran yang ada. Karena pada umumnya, guru – guru di sekolah memberikan informasi atau pelajaran sesuai dengan pembahasan umum yang belum tentu sesuai dengan pemikiran muridnya. Terlebih lagi, terbatasnya waktu para guru profesional untuk berdiskusi dengan muridnya yang banyak. Untuk menghindari adanya salah paham saat murid membangun pengetahuannya sendiri dalam memahami pelajaran, maka dibutuhkan pengajar les tambahan, yang biasanya merupakan pengajar nonprofesional (tidak memiliki ijazah guru)
    Teori memori, encoded, penyimpanan, dan pengambilan. Butuh strategi khusus untuk mempertahankan informasi yang diberikan. Guru nonprofesional biasanya menyediakan cara untuk gampang memahami suatu pelajaran, menyimpannya dengan metode yang dikemas menarik, sehingga informasi akan bertahan lebih lama. Beberapa bimbingan belajar menyediakan metode mnemonic yang unik dan menyenangkan. Disini terlihat jelas tuntutan kreativitas pada guru nonprofesional. Dengan panduan guru les, para murid bisa secara intensif mengulang untuk memahami pelajaran yang didapatkannya di sekolah.

Alat dan bahan :
      1.  Alat tulis
      2.  Laptop
      3.  Daftar pertanyaan untuk wawancara

Analisis data: Metode wawancara
    Kami menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan informasi pada tugas proyek ini. Dengan beberapa pertanyaan yang mengarahkan penjelasan guru nonprofesional tentang kinerjanya dan metode pengajaran yang digunakan. Serta untuk memperoleh pandangan peserta les tambahan (bimbel/ les privat) tentang kinerja guru nonprofesional.

List pertanyaan:  
Pertanyaan untuk Guru
1.           
           1.  Perkenalan
       2. Dasar pendidikan
       3. Sudah berapa lama menjadi pengajar les tambahan?
       4. Alasan apa yang memotivasi Anda untuk mengajar?
      5. Apakah ada kesulitan yang pernah Anda alami selama menjadi pengajar les tambahan? Jika ada, bisa dijelaskan?
       6.  Upaya apa yang Anda lakukan untuk menghadapi kesulitan tersebut?
       7.  Apakah ada program tertentu yang anda jalankan untuk mendidik siswa anda?
       8.  Bagaimana cara mengajar yang efektif menurut Anda?
    9. Apakah siswa yang anda ajari mengalami peningkatan dalam bidang akademis ataupun bidang lainnya?

Pertanyaan untuk peserta les tambahan
1. Bisa perkenalkan diri Anda?
2. Sekarang Anda beraktivitas sebagai?
3. Apakah Anda pernah/sedang menjalani pendidikan dengan guru nonprofesional? kalau pernah kapan dan berapa lama? serta dimana?
4. Apa pendapat Anda tentang kinerja guru nonprofesional?
5. Adakah manfaat yang Anda rasakan?
6. Adakah perbedaan antara sebelum dengan sesudah Anda menjalani pendidikan nonformal? Jika ada, sejauh apa perbedaannya? Bisakah Anda menggambarkannya dalam beberapa kalimat?
7. Apakah Anda setuju, jika guru les tambahan yang merupakan guru non profesional dikatakan sebagai penyedia suplemen belajar?


Objek penelitian:
       -   Guru nonprofesional
       -   Murid yang menjalani les tambahan

Subjek: kelompok:
       -   Zukhrini Khalish N
       -   Rizka Aini
       -  Arwiyana Dewi
                                   
Jadwal
Mulai : 28 April 
28 April:  Melakukan perencanaan meliputi, pemilihan topik, judul, dll
30 April: Menentukan objek observasi dan membuat janji wawancara
1-2 Mei: Studi pustaka untuk landasan teori
3- 9 Mei : Mulai wawancara dan pencarian data
10 Mei : Konsultasi ke dosen pengampu
11 - 15  Mei: Penyusunan laporan kerja
16 - 17 Mei    : Penyelesaiaan akhir; evaluasi ; Pembuatan Poster dan Posting

Biaya Penelitian :
Transportasi     :   Rp 10.000,-



II. PELAKSANAAN

Mulai : 28 April 2011 at 13.00
28 April:  Melakukan perencanaan meliputi, pemilihan topik, judul, dll
4 Mei : Menentukan objek observasi dan membuat janji wawancara
6 Mei : Wawancara dengan objek yang pernah/sedang menjalani les tambahan bernama Fahri via chat dan e-mail
9 Mei '11 at 10.30 - 10.40 : Wawancara dengan guru non profesional bernama Irma Aulia, berlokasi di kampus Fakultas Psikologi USU dan penyusunan kembali perencanaan.
14 Mei at 19.00 - 21.00 : Wawancara dengan guru non profesional bernama Sarmila, berlokasi di Jl. Bidan, Lubuk Pakam dan guru non profesional bernama Intan berlokasi di Jl. Raudha
15 Mei : Perampungan berkas perencanaan dan laporan pelaksanaan

16 Mei : Penyelesaian poster dan posting blog


Hasil wawancara


Wawancara dengan orang yang sedang/pernah menjalani les tambahan dengan guru nonprofesional

Orang yang kami wawancarai pertama bernama Fahri Ramadhan, dia adalah mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU, D3. Pria kelahiran 11 November 1992 ini mengaku pernah menjalani les tambahan dengan guru non profesional (guru tanpa ijazah guru) sekitar tahun 2007 selama 3 bulan di Pagar Merbau. Menurutnya, guru tersebut cukup berkopeten dala mengajar dan tidak kalah dibandingkan dengan guru profesional. Dia juga mengakui, banyak manfaat yang didapatkanya dari kinerja pegajaran guru tersebut. Berikut adalah pengakuannya tentang hasil belajarnya setelah menjalani les, 
                                   

Tanggal 9 mei 2011 jam 10.30 selesai jam 10.45
Wawancara dengak guru non Profesional
     
           1. Irma Auliah
            Wanita yang kami wawancarai pada hari senin ini adalah mahasiswi Fakultas Psikologi stambuk 2007, bernama Irma Auliah. Kini dia tengah menjalani kuliah semester delapannya. Wanita jilbaber ini sudah mengajar les sejak semester 5 dan masih berlangsung hingga sekarang. Murid – muridnya adalah anak sekolah dasar. Dengan motivasi agar dapat memepergunakan waktu luang, dan mencari tambahan finansial, wanita ini membagikan sedikit ilmunya di bidang bahasa Inggris kepada para anak – anak didiknya. Pekerjaan yang dijalainya pun tidak selalu mulus, ada beberapa kesulitan yang dialaminya seperti; ketika muridnya sedang tidak mood, maka pelajaran akan sedikit terganggu karena hal tersebut. Tetapi, layaknya guru profesional bertangan dingin, dia mampu mengatasi kesulitan tersebut dengan menarik perhatian si anak menggunakan game edukatif serta meberi kuis yang memiliki reward. Cara ini cukup manjur untuk menarik perhatian si anak dan mau belajar lagi. Metodenya dalam mengajar pun sedikit berbeda dengan guru formal, karena anak – anak tidak hanya dipaksa untuk mengerti materi, tetapi diajak untuk mengerti materi pelajaran dengan menerapkannya ke kehidupan sehari – hari melalui games. Menurutnya pembelajaran itu akan efektif bila terjadi kontak dua arah antara murid dan pengajar, sehingga timbullah suasana yang dinamis. Hal itu bisa memotivasi siswa untuk belajar. Murid – murid les-nya pun menunjukkan perkembangan yang baik, dan terlihat perbedaan ke arah positif antara sebelum dengan sesudah les.
      
          2. Sumila, SPdi
Ibu muda ini mengawali karirnya sebagai guru les privat mulai dari kelas 1 SMA, pada tahun 2000 silam. Beliau bertempat tinggal di Jl. Bidan, Lubukpakam. Mengajar sejak umur semuda itu hingga sepuluh tahun lamanya, merupakan pengalaman yang berharga baginya. Namun tidak lama ini, beliau memutuskan rehat sebentar dan fokus untuk mengurus anaknya yang kini hampir mengijak usia 1 tahun. Sekitar 7 tahun beliau mengajar les tanpa ijazah guru. Hal yang memotivasinya adalah, untuk membantu orang tua anak – anak tersebut dalam mengawasi anaknya belajar, serta membantu orang tuanya dalam hal finansial. Cara mengajar beliau juga berbeda dengan guru profesional. Karena murid diperlakukan secara subjektif, bukan secara objektif. Murid yang hanya dalam jumlah sedikit, memungkinkan perhatian guru untuk terfokus padanya, sehingga murid bisa belajar lebih semangat dan mendapatkan pemahaman yang cukup. Cara mengajarnya pun disesuaikan dengan tingkat pemahaman si anak.
      
       3. Nur intan
Menurut mahasiswi jurusan STIKES di Medistra ini, cara mengajar yang efektif adalah ketika pengajar bisa memotivasi muridnya agar mau belajar. Karena kondisi murid yang berbeda – beda, maka pengajar dituntut untuk bersabar. Intan mulai mengajar sejak SMA, dia mengajar untuk membantu orang tua murid yang mengalami kesulitan dalam mengawasi anaknya belajar. Mahasiswi yang sedang menjalani semester dua-nya ini mengajar les hanya sekedar untuk membantu mengawasi anak tersebut belajar. Terbukti, dengan les tambahan, yang diberikan Intan, anak SMP yang tadinya terancam tinggal kelas, bisa terbantu sedikit. Karena anak itu sudah mau belajar meski tidak dipaksa lagi.


Laporan
Kami telah melakukan wawancara dengan tiga guru non profesional untuk diambil keterangan tentang kinerja mereka selama mengajar sebagai guru les tambahan. Data diambil untuk membuktikan bahwa kinerja guru non profesional dapat dikatakan cukup mampu dala hal mengajar. Ditunjukkan dengan salah satunya pengakuan dari seorang yang pernah menjalani les tambahan dengan guru non profesional dan merasakan manfaatnya dengan jelas.

Kesimpulan
- Guru non profesional bisa dikatakan sebagai penyedia suplemen belajar dan tidak kalah dengan guru non profesional.
- Mereka membantu anak untuk memahami apa yang mereka pelajari di sekolah, sehingga si anak dapat merealisasikan ilmu yang didapatkannya dalam kehidupan sehari – hari bukan hanya sekedar untuk persediaan ujian.
- Dengan adanya guru – guru non profesional ini, dapat membantu orang tua untuk mengawasi anak – anaknya ketika belajar di rumah ataupun di les bimbingan. 
- Guru non profesional ini secara tidak sadar telah menerapkan konsep konstruktivism
- Dengan cara yang mengajar yang subjektif, murid akan mudah menerima pelajaran. Karena cara penyampaian disesuaikan dengan kondisi anak tersebut

Evaluasi
            Tugas proyek ini masih jauh dari kata sempurna. Banyak kekurangan dari tugas ini. Beberapa diantaranya, metode wawancara kami yang terkesan masih sangat awam. Dan mungkin di laporan kami yang belum bisa memenuhi kriteria yang diinginkan oleh dosen pengampu. Waktu yang tidak sesuai antara pelaksanaan dengan waktu yang sudah direncanakan, dikarenakan kelalaian pribadi maupun  keadaan situasi yang tidak memungkinkan.



Daftar Pustaka:
Santrock, John.W. Psikologi PendidikanEdisi kedua. Jakarta : Kencana.2010

Senin, 09 Mei 2011

Paedagogi

Paedagogi merupakan seni mengajar pada anak - anak . Berbagai cara yang bertujuan untuk menyenangkan hati bisa dilakukan agar terciptanya suasana santai saat belajar . lewat games,paedagogi merupakan alternatif kita untuk memulai suatu aktivitas dalam belajar,menciptakan kebesamaan,konsentrasi dan belajar mengahargai orang lain sebagai pemimpin kita. Paedogogi seru abissss^^

Senin, 25 April 2011

Perbedaan antara Psikologi pendidikan & Psikologi Sekolah

Psikologi pendidikan 
Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

Psikologi sekolah 
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. 




Peran Psikolog Sekolah
Pelaksanaan psikologi dalam hal diagnostik disekolah:
Pelaksanaan tes

Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa
Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya
Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerumitan dan Luasnya Peran Psikolog di Sekolah
1. tingkat pelayanan (Jack I. Baron (1982),)
Tingkat I (psikodiagnostik); meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian pemberian laporan tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh tes tersebut.
Tingkat II (klinis dan konseling); perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran psikolog erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang berkaitan dengan kelas.
Tingkat III (indusrti dan organisasi); dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa; supervisi, pendidikan, konsulatan bagi kariawan edukatif maupun nonedukatif (membantu malakukan seleksi, penempatan, serta urusan-urusan personalia lain), dan bekarja sama dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat


Peran Dalam Pengukuran dan Evaluasi pada Psikologi Pendidikan
a. Pengukuran kesiapan pendidikan; meliputi kemampuan dan keterampilan sebagai prasyaratan yang memungkinkan fasilitas pendidikan pada tingkat pelajaran dengan tes potensi akademik atau tes kemampuan belajar.
b. Pengukuran prestasi belajar, berfungsi:
Fungsi instruksinal, sebagai umpan balik bagi guru dan siswa, atas keberhasilan atau kegagalan dalam pelajaran atau keperluan perbaikan proses pengajaran.
Fungsi adminisrtatif, meliputi; seleksi dan penempatan sebagai sarana untuk menaring siswa dalam memenuhi prasyarat yang dibutuhkan atau memasukkan siswa dalam tingkat kelas tertentu,.
Fungsi bimbingan,tes juga dapat dijadikan sebagai alat diagnostic psikoedukasional dalam bentuk bimbingan,yang dapat digunakan saat memilih jurusan diperguruan tinggi, menemukan kemampuan-kemampuan yang belum tampak sebelumnya.


Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/1993200-macam-macam-bidang-psikologi/#ixzz1KY1M34bI

Senin, 11 April 2011

Bagaimana kebutuhan anak indigo ?



     Anak indigo merupakan anak yang  memiliki kemampuan istimewa yang mempunyai ciri khusus seperti  memiliki kecerdasan superior dengan IQ di atas 130 yang biasanya dapat melakukan sesuatu tanpa belajar terlebih dahulu, sementara anak cerdas biasa baru bisa melakukan sesuatu setelah diajarkan terlebih dahulu. Ciri lainnya adalah anak indigo sangat berbakat. Mereka juga humanis,konseptual, artistik dan kadang interdimensional (mampu melihat dalam berbagai dimensi). Maka tak heran bila anak indigo dengan kemampuan konseptualnya bisa merancang rumah, dari mulai bentuk,bahan-bahan hingga infrastrukturnya. “Selain itu pembicaraannya memang jauh melampaui anak-anak sebayanya, sehingga mereka biasanya tidak mau bermain bersama anak-anak sebayanya,” 
      Selain kemampuan istimewa ini, beberapa anak indigo juga dikabarkan bisa melihat bahkan berkomunikasi dengan makhluk halus, begitu pula ada yang dikabarkan bisa “membaca” tanda-tanda sebelum sesuatu terjadi ataupun yang sudah berlalu, termasuk tentang dirinya sendiri. Akibatnya mereka sering dianggap mempunyai indera keenam.
      Kebutuhan khusus anak indigo adalah dengan bersekolah rumah (homeschooling) karena sulit bergaul dengan guru dan teman-teman. Dengan tingkat kepandaian yang luar biasa bahkan melampaui kepandaian guru-gurunya, anak indigo punya potensi untuk sering berkonflik pula dengan guru-gurunya. Mereka ingin apa pun diterangkan sejelas-jelasnya untuk memuaskan keingintahuan mereka yang sangat besar sesuai tingkat intelektualitas mereka. Dan orangtua juga harus dapat menyesuaikan diri dengan mereka. Dan dengan kemampuan mereka dalam melihat atau berkomunikasi dengan makhluk ghaib, orangtua juga perlu memberi pemahaman sekaligus perlindungan buat mereka. Sebagai anak kecil, melihat penampakan makhluk halus yang bisa jadi menyeramkan tentu amat mengganggu mereka. Mereka mungkin jadi cemas, takut dan bingung karena hanya dia yang bisa melihat mereka, sementara orang lain tidak. “Jelaskan bahwa makhluk itu memang ada, tapi ia tidak mengganggu kamu. Katakan, ‘Kamu tidak perlu takut, karena ia juga makhluk ciptaan Allah.’ Begitu juga dengan kejadian-kejadian lain yang hanya dia yang melihat,orangtua mesti memberi pengertian yang baik, bukan malah menyangkalnya.


sumber : http://www.ummi-online.com/artikel-16-anak-indigo-istimewa-tapi-jangan-dianggap-aneh.html







Rabu, 06 April 2011

Fenomena dalam Dunia Pendidikan

Zukhrini Khalish (10-53)
Rizka Aini (10-087)
Arwiyana Dewi .S ( 10-095 )


kasus 1 : Autis

            Autis adalah keadaan dimana penderitanya seakan  - akan hidup di dunianya sendiri. Penderita autis akan mengalami berbagai gangguan terutama dalam hal sosial. Mereka akan sulit untuk bersosialisasi. Hal ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak tersebut. Gangguan yang mungkin terjadi misalnya: gangguan komunikasi dimana si anak akan terlambat untuk mampu berbicara atau tidak berkembang sama sekali. Gangguan interaksi sosial, dan gangguan perilaku. Anak autis biasa hanya berorientasi pada perilau dengan ruang lingkup sempit.

 Autis pada anak – anak akan terlihat sebelum mereka berumur 3 tahun perkiraan mengatakan bahwa autis diakibatkan faktor genetik dan lingkungan. Jumlah anak yang menderita autis, semakin meningkat.

 

PEMBAHASAN

Teori psikologi pendidikan : anak autis akan mengalami keterlambatan – keterlambatan dalam menyesuaikan dirinya, karena berfikir hanya hidup di dunianya sendiri, mereka akan sukar untuk menyesuaikan dengan dunia sadah. Hal ini juga akan menyebabkan proses belajar mereka terhambat.

Teori keluarga: biasanya keluarga yang memiliki anggota penderita autis, akan merasa sedih, malu dan bahkan tertekan. Hal ini kurang baik untuk keadaan psikis keluarga tersebut. Walaupun mereka lama kelamaan akan menerima keadaan anak itu, namun mereka akan tetap menganggap dan memperlakukan mereka dengan cara berbeda dari normal. Hal ini juga dapat menjadikan kondisi anak bertambah buruk. Kepercayaan yang diberikan dan diperkenalkan kepada anak autis, mungkin dapat membenahi sedikit gangguan yang mereka alami.

Teori bimbingan sekolah: Kasus anak autis menjadi sorotan tersendiri bagi dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan seperti sekolaj. Karena meski mereka memiliki keterbatasan namun sebagian dari mereka ada yang memiliki kemapuan luar biasa. Kebiasaan mereka yang berfokus pada satu aspek akan membuat mereka mendalami hal itu, hingga bukan tak mungkin mereka menjadi seorang ahlii di bidangnya, inilah tugas sekolah dan aspek pendidik lainnya, untuk mengarahkan mereka.

 

http://episentrum.com/artikel-psikologi/autis/

 


kasus 2
: Tokoh Laskar pelangi

            Para laskar pelangi memperlihatkan bahwa mereka juga bisa berprestasi dan mengalahkan orang – orang kaya, walaupun mereka miskin. Mereka tidak memikirkan kemiskinan harta mereka, namun mereka memperkaya jiwa mereka dan memotivasi dirivasi diri mereka untuk menghasilkan karya yang akan mencengangkan orang – orang yang menganggap mereka tidak mampu.

 

PEMBAHASAN

Teori Psikologi Pendidikan: Pendidikan memang penting bagi siapa saja, bahkan bagi orang miskin sekalipun. Mereka termotivasi secara instrinsik dan senang menjalani pendidikan mereka, walaupun keadaannya yang seadanya dengan fasilitas yang sangat kurang. Dan merekan membuktikan kalau orang miskin bukan menjadi penghalang
terciptanya suatu prestasi
Teori keluarga : klwrga yg memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, tidak membuat anak-anaknya menjadi seperti orang tuanya .Orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anak – anaknya

Teori sekolah: Sekolah menjadi aspek yang penting dan sarana yang baik untuk menyalurkan minat, bakat  dan motivasi mereka. Sekolah dapat membentu mereka menjadi lebih baik
http://www.benih.net/tokoh/laskar-pelangi-dan-fenomena-pendidikan-kita.html


kasus 3 :
Fenomena Pendidikan Mahal : Masuk Kedokteran UNPAD Butuh Rp 175 Juta

Memang tak salah bila dikatakan tidak ada yang gratis di zaman yang sekarang ini. Semua barang mahal dan tidak sedikit orang yang sulit untuk menjangkaunya. Pendidikan  pun menjadi salah satu yang mewah saat sekarang ini. Biaya pendidikan yang kian lama kian meningkat semakin sulit terjangkau oleh orang – orang yang kurang dalam hal finansial. Dan tidak sedikit juga orang – orang yang sebenarnya memiliki kemampuan kognitif yang terbilang baik, namun tidak memiliki biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Masuk ke kedokteran unpad misalnya, mereka yang berminat harus menyediakan dana yang besar. Bayangkan bila anak yang memiliki potensi di bidang ini, namun dia tidak memiliki dana. Alangkah sia – sia generasi emas tersebut. Walaupun sekarang pendidikan menjadi kebutuhan yang seakan – akan terlihat mewah, tetapi pendidikan tetap menjadi kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia

PEMBAHASAN

Teori fenomena pnddkn : kasus seperti diatas dapat membunuh anak-anak yg berprestasi karena dikalahkan dgn biaya yang mahal .
Teori keluarga : dengan biaya pendidikan yg mahal, dapat menekan perekonimian keluarga  yang pendapatannya pas-pasan atw kalangan menengah maupun bawah utk membiayai anaknya berprestasi .
Teori bimbingan sekolah: Dengan biaya semahal itu, sudah selayaknya, para peserta didik mendapat fasiliatas yang sebanding. Dari lembaga pendidikan, universitas ataupun sekolah, dapat memberi beasiswa yang memang kini banyak untuk membantu para peserta didik yang memiliki potensi, sehingga mereka dapat berkembang, dan memberikan inovasi – inovasi baru.

Kamis, 10 Maret 2011

10 Kemusnahan Massal Yang Akan Terjadi




Sea-level falls



                    Pada dasarnya, jika permukaan laut turun secara drastis (baik itu melalui Global Cooling atau tenggelam di tengah-tengah laut ridges), dapat mengurangi daerah sekitar Continental Shelf menyebabkan semua ikan kecil, hiu, ikan paus dan hampir semua kehidupan di besar biru mati. Jika hal tersebut tidak cukup buruk, cuaca dapat berubah secara drastis yang mengarah ke kepunahan massal di tanah (itu berarti kita).




 Impact Events





                          Impact event adalah jatuhnya batu besar dari luar angkasa. Pada dasarnya batu besar ini mengirimkan debu dan aerosol sampai ke atmosfir, menyebabkan tidak hanya tanaman mati, tetapi juga menurunkan suhu. Batu yang besar dapat menyebabkani mega-tsunami dan kebakaran hutan global.


Global Cooling



                        Seperti digambarkan dalam “The Day after Tomorrow”, untuk beberapa alasan bumi akan terlalu dingin terlalu cepat menyebabkan kematian bagi banyak daerah kutub dan sedang hewan. Pada gilirannya akan menyebabkan massa migrasi ke khatulistiwa. Beruntung bisa menemukan air karena sebagian besar menjadi es dan salju.


Global Warming



                                  Ini pada dasarnya sisi lain Global Cooling. Pencairan salju dan es akan membuat laut lebih dalam dan kemungkinan menyebabkan Anoxic event

Clathrate Gun



                           Ini adalah pembentukan Clathrates di Continental Shelf. Clathrate adalah air yang diselimuti methan. Jika methane ini pecah melepaskan gas ke atmosfir menyebabkan akselerasi Pemanasan Global.




Anoxic Events


 Peristiwa Anoxic terjadi ketika lautan telah kosong akan oksigen di permukaan. Walaupun anoxic tidak terjadi selama jutaan tahun, catatan geologi menunjukkan bahwa telah terjadi beberapa kali di masa lalu. Anoxic dapat telah menyebabkan kepunahan massa. Garis hitam pada gambar di atas adalah dari aptian anoxic event.


Hydrogen Sulfide Emissions


                          Hal ini dapat terjadi ketika terganggunya keseimbangan antara plankton dan bakteri yang mengurangi sulfate. Bayangkan emisi hidrogen sulfida tiba-tiba bangkit dari laut meracuni segala sesuatu di darat dan laut. Dan jika itu tidak cukup, dapat juga menghancurkan Ozon.

Oceanic Overturn


                          Oceanic Overturn pada dasarnya naiknya air yang lebih dalam ke atas permukaan. Air di bawah mempunyai sedikit oksigen sehingga berarti laut permukaan akan kekurangan oksigen juga.


Gamma Ray Bursts

                          
                        Ketika bintang telah meledak. Sebelum Anda dapat berkata “oh shit!” Anda dan semua orang di dunia telah mati. Itu adalah Gamma Ray burst. Anda lihat bahwa pada dasarnya Gamma membunuh setiap sel dalam tubuh Anda. Tetapi jika ia lemah hanya setengah dari planet yang meninggal seketika. Namun ozon akan hilang dan akhirnya akan mati juga.




Human Cause



                       Manusia telah menjadi sangat kuat untuk menghindari bahaya alam. Tapi sayangnya dia sendiri telah mengembangkan metode untuk pemusnahan massal. Yang paling jelas adalah perang nuklir. Kita memiliki cukup nuklir di planet untuk memusnahkan semua kehidupan – sesuatu yang tampaknya dekat di masa lalu (bayangkan krisis misil Kuba). Tetapi kita dapat berharap bahwa suatu hari kita menjadi cukup aman untuk tidak menggunakan senjata pada skala global.